Rabu, 05 Mei 2010

kasih sayang Allah SWT


Allah swt berfirman, “mintalah (berdoalah) kepada-Ku, niscaya Aku akan mengabulkan bagimu.” (QS. Al-Mu`min:60)

Tatkala Dzunnun Al Misri hendak mencuci pakaian di tepi sungai Nil, ia melihat seekor kalajengking yang sangat besar hendak menyengat dan mendekati dirinya. Ia pun cemas dan segera memohon perlindungan kepada Allah swt agar terpelihara dari cengkraman hewan itu. Saat itu pula kalajengking tersebut malah membelok dan berjalan cepat menyusuri tepi sungai. Dzunnun pun mengikuti di belakangnya.

Kalajengking itu terus berjalan menuju pepohonan yang rindang. Di bawah salah satu pohon yang berdaun banyak itu berbaringlah seorang pemuda yang sedang dalam keadaan mabuk. Kalajengking itu pun mendekati pemuda yang sedang terlelap itu. Dzunnun yang mengamati kejadian itu sangat khawatir kalau-kalau kalajengking itu akan membunuh pemuda itu.

Dzunnun semakin takut dan kaget ketika tiba-tiba ada seekor ular yang juga mendekati pemuda itu. Akan tetapi yang terjadi kemudian sangatlah di luar dugaannya. Sang kalajengking justru menyengat kepala ular itu sehingga ular tersebut tak berkutik lagi.

Setelah itu, kalajengking berjalan meninggalkan pemuda yang masih tertidur itu dan kembali ke sungai. Dzunnun pun mengikuti kalajengking itu hingga ke tepi sungai. Kemudian Dzunnun kembali lagi ke tempat pemuda mabuk tadi dan berkata,

Wahai orang yang sedang kelelapan
Allah Yang Maha Agung selalu menjagakan
Dari setiap kekejian yang menimbulkan kesesatan
Mengapa bisa si pemilik mata sampai ketiduran?
Padahal mata itu dapat mendatangkan berbagai kenikmatan
.”

Ternyata si pemuda mabuk mendengar perkataan Dzunnun. Ia bangun dalam keadaan terperanjat. Dzunnun pun langsung menceritakan apa yang telah terjadi. Maka, setelah si pemuda mendengarkan cerita Dzunnun, ia langsung bertaubat kepada Allah swt. Ia menjadi sadar, betapa kasih Allah swt sangat besar kepada hamba-Nya, bahkan kepada seorang pemabuk seperti dirinya, Allah swt masih memberikan perlindungan dan kesempatan untuk bertaubat.

Kasih sayang Allah swt kepada hambanya memang tak terbatas. Bahkan kepada orang yang telah berbuat dosa. Allah swt masih memberikan nikmat-Nya melalui kehidupannya di dunia, berkumpul dengan keluarga dan orang-orang yang disayanginya, serta nikmat lainnya. Selain itu, Allah swt juga memberikan kasih-Nya dengan mengampuni dosa-dosa seseorang apabila ia memohon ampunan Allah dan bertaubat.

Dari Anas bin Malik, dia berkata, “Aku telah mendengar Rasulullah saw bersabda, ‘Allah swt berfirman, ‘Wahai Anak Adam (manusia)! Sesungguhnya apa yang kamu minta dan harapkan kepada-Ku, niscaya Aku akan mengampuni dosa-dosamu dan Aku tidak peduli. Wahai Anak Adam! Andaikata dosa-dosamu mencapai awan di langit (sejauh mata memandang ke langit), kemudian kamu meminta ampun kepada-Ku niscaya Aku akan mengampunimu. Wahai Anak Adam! Sesungguhnya andaikata kamu datang kepada-Ku dengan membawa dosa-dosa (kecil) sepenuh isi bumi, kemudian kamu bertemu dengan-Ku (mati dengan memohon ampun dan tanpa berbuat syirik), tidak menyekutukan-Ku dengan sesuatu apapun, niscaya Aku akan mendatangkan ampunan kepadamu sepenuh isinya pula.” (HR. at-Turmudzy)

Allah Maha Mulia dan Maha Baik. Allah selalu mengampuni hamba-Nya yang telah berbuat dosa. Allah senantiasa mengampuni dan merahmati hamba-Nya. Manusia sungguh sangat kecil di mata Allah, dengan segala keterbatasan dan kesalahan yang ada pada manusia. Untuk itulah, manusia diciptakan Allah swt untuk tunduk kepada-Nya, meminta ampunan kepada Allah swt untuk kembali ke jalan yang lurus dan diridhoi oleh Allah swt.

sumber:Kisah-Kisah Sejuta Hikmah, Syekh Syihabuddin Al-Qalyubi

kasih sayang seorang ibu

Saat kau berumur 1 tahun, dia menyuapi dan memandikanmu.

Sebagai balasannya, kau menangis sepanjang malam.

Saat kau berumur 2 tahun, dia mengajarimu bagaimana cara berjalan.
Sebagai balasannya, kau kabur saat dia memanggilmu.

Saat kau berumur 3 tahun, dia memasakkan semua makananmu dengan kasih sayang.
Sebagai balasannya, kau buang piring berisi makanan ke lantai.

Saat kau berumur 4 tahun, dia memberimu pensil berwarna.
Sebagai balasannya, kau coret-coret dinding rumah dan meja makan.

Saat kau berumur 5 tahun, dia membelikanmu pakaian-pakaian yang mahal dan indah.
Sebagai balasannya, kau memakainya untuk bermain di kubangan lumpur dekat rumah.

Saat kau berumur 6 tahun, dia mengantarmu pergi ke sekolah.
Sebagai balasannya, kau berteriak.”NGGAK MAU!!”

Saat kau berumur 7 tahun, dia membelikanmu bola.
Sebagai balasannya, kau lemparkan bola ke jendela tetangga.

Saat kau berumur 8 tahun, dia memberimu es krim.
Sebagai balasannya, kau tumpahkan hingga mengotori seluruh bajumu.

Saat kau berumur 9 tahun, dia membayar mahal untuk kursus bahasamu.
Sebagai balasannya, kau sering bolos dan sama sekali tidak pernah berlatih.

Saat kau berumur 10 tahun, dia mengantarmu ke mana saja, dari kolam renang hingga pesta ulang tahun.
Sebagai balasannya, kau melompat keluar mobil tanpa memberi salam.

Saat kau berumur 11 tahun, dia mengantar kau dan teman-temanmu ke bioskop.
Sebagai balasannya, kau minta dia duduk di baris lain.

Saat kau berumur 12 tahun, dia melarangmu untuk melihat acara TV khusus orang dewasa.
Sebagai balasannya, kau tunggu sampai dia di keluar rumah.

Saat kau berumur 13 tahun, dia menyarankanmu untuk memotong rambut, karena sudah waktunya.
Sebagai balasannya, kau katakan dia tidak tahu mode.

Saat kau berumur 14 tahun, dia membayar biaya untuk kempingmu selama sebulan liburan.
Sebagai balasannya, kau tak pernah meneleponnya.

Saat kau berumur 15 tahun, dia pulang kerja ingin memelukmu.
Sebagai balasannya, kau kunci pintu kamarmu.

Saat kau berumur 16 tahun, dia ajari kau mengemudi mobilnya.
Sebagai balasannya, kau pakai mobilnya setiap ada kesempatan tanpa peduli kepentingannya.

Saat kau berumur 17 tahun, dia sedang menunggu telepon yang penting.
Sebagai balasannya, kau pakai telepon nonstop semalaman.

Saat kau berumur 18 tahun, dia menangis terharu ketika kau lulus SMA.
Sebagai balasannya, kau berpesta dengan temanmu hingga pagi.

Saat kau berumur 19 tahun, dia membayar biaya kuliahmu dan mengantarmu ke kampus pada hari pertama.
Sebagai balasannya, kau minta diturunkan jauh dari pintu gerbang agar kau tidak malu di depan teman-temanmu.

Saat kau berumur 20 tahun, dia bertanya, “Dari mana saja seharian ini?”
Sebagai balasannya, kau jawab,”Ah Ibu cerewet amat sih, ingin tahu urusan orang!”

Saat kau berumur 21 tahun, dia menyarankan satu pekerjaan yang bagus untuk karirmu di masa depan.
Sebagai balasannya, kau katakan,”Aku tidak ingin seperti Ibu.”

Saat kau berumur 22 tahun, dia memelukmu dengan haru saat kau lulus perguruan tinggi.
Sebagai balasannya, kau tanya dia kapan kau bisa ke Bali.

Saat kau berumur 23 tahun, dia membelikanmu 1 set furniture untuk rumah barumu.
Sebagai balasannya, kau ceritakan pada temanmu betapa jeleknya furniture itu.

Saat kau berumur 24 tahun, dia bertemu dengan tunanganmu dan bertanya tentang rencananya di masa depan.
Sebagai balasannya, kau mengeluh,”Aduuh, bagaimana Ibu ini, kok bertanya seperti itu?”

Saat kau berumur 25 tahun, dia mambantumu membiayai penikahanmu.
Sebagai balasannya, kau pindah ke kota lain yang jaraknya lebih dari 500 km.

Saat kau berumur 30 tahun, dia memberikan beberapa nasehat bagaimana merawat bayimu. Sebagai balasannya, kau katakan padanya,”Bu, sekarang jamannya sudah berbeda!”

Saat kau berumur 40 tahun, dia menelepon untuk memberitahukan pesta ulang tahun salah seorang kerabat.
Sebagai balasannya, kau jawab,”Bu, saya sibuk sekali, nggak ada waktu.”

Saat kau berumur 50 tahun, dia sakit-sakitan sehingga memerlukan perawatanmu.
Sebagai balasannya, kau baca tentang pengaruh negatif orang tua yang menumpang tinggal di rumah anak-anaknya.

Dan hingga suatu hari, dia meninggal dengan tenang. Dan tiba-tiba kau teringat semua yang belum pernah kau lakukan, karena mereka datang menghantam HATI mu bagaikan palu godam.(opinum.com)

Minggu, 02 Mei 2010

keajaiban kasih sayang



Maka disebabkan rahmat dari Allahlah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.” (QS Ali Imran [3] :159).


Salah satu ajaran akhlak yang paling utama bagi seorang Muslim adalah sikap kasih sayangnya. Ini mengingat Islam merupakan rahmatan lil alamin, agama yang mencurahkan kasih sayang bagi seluruh alam. Ajaran yang membebaskan manusia dari jeratan nafsu angkara menuju perdamaian yang menyejukkan.

Sederet manusia keras telah menjadi palang pintu utama perjuangan syiar setelah mendapat sentuhan lembut Islam. Antara lain, Umar bin Khathab yang berjuluk Singa Padang Pasir. Cahaya hidayah membuat keberaniannya bernilai ibadah di medan juang.

Khalid bin Walid, sebelum bersyahadat ia adalah lakon penting di balik kekalahan kaum Muslimin di medan perang Uhud. Tapi, bukan hunusan pedang yang membuatnya bertekuk lutut, namun kelembutan dakwahlah kemudian mengubahnya sebagai pejuang Mukmin sejati.

Rasulullah SAW tak membutuhkan kilatan pedang untuk menundukkan orang yang berhati keras. Cukup menyiraminya dengan kasih sayang. Pesona kelembutan sanggup melelehkan hati yang membatu sekalipun.

Yusuf Ali melukiskan bahwa karena sifat Rasulullah SAW yang begitu lemah lembut, menyebabkan semua orang menaruh rasa sayang kepadanya. Inilah salah satu rahmat Allah SWT.

Tak pernah ada yang lebih berharga bagi Rasulullah SAW daripada sifat yang lemah lembut penuh kasih sayang, dan kesabaran yang begitu besar menghadapi kemarahan manusia.

Islam sangat memerhatikan kecerdasan sosial umatnya. Di manapun berada, kehadiran seorang Muslim hendaknya menjadi penyejuk yang mendamaikan. Kedatangannya dinanti dengan penuh harapan, kepergiannya ditunggu untuk kembali.

Bukankah agama mulia ini berkembang pesat berkat perilaku santun pemeluknya yang lekas menarik simpati berupa untaian indah akhlak dan kepedulian tinggi terhadap lingkungan. Etika sosial sangat dijaga. Harkat kemanusiaan tetap terpelihara dalam bingkai kasih sayang.

Andai dikedepankan cara-cara kekerasan, maka betapa banyak lahir barisan yang rajin memupuk dendam. Keharmonisan menjadi sesuatu yang sulit digapai. Karena itu,bulan ramadhan merupakan momentum tepat untuk meningkatkan saling kasih sayang.

Sumber : Kolom Hikmah Republika, 1 September 2009

Sabtu, 01 Mei 2010

Kasih Sayang

kasih sayang merupakan milik semua orang. Manifestasi dari kasih sayang dan cinta dapat menciptakan lingkungan yang tenteram. Karena setiap individu menyadari makna yang paling hakiki dari rasa kasih sayang dan cinta. Dengan kasih sayang kita akan selalu menghargai karya orang lain.

Dengan kasih sayang kita selalu menjaga lingkungan yang harmonis. Lingkungan yang harmonis berarti lingkungan yang berimbang dan jauh dari perusakan. Kemesraan merupakan perwujudan kasih sayang yang mendalam. Kemesraan dapat menimbulkan daya kreativitas manusia, yang berwujud bentuk seni. Bentuk seni dapat berbentuk seni rupa, seni pahat, seni sastra, seni suara. Pemujaan merupakan perwujudan cinta manusia kepada Tuhan. Kecintaan kepada Tuhan ini oleh manusia di antaranya diwujudkan dalam bentuk-bentuk pemujaan atau yang lebih kita kenal sebagai tempat beribadah.

Tak dapat dipungkiri, kasih sayang adalah pemberian Allah SWT kepada hamba-Nya. Dari sifat ke-Maha Sucinya Allah, kasih sayang itu memunculkan cinta sebagaimana pepatah mengatakan “tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak cinta”. Bentuk cinta tidak dapat diterka, tetapi dampaknya luar biasa. Cinta adalah software yang Allah SWT ciptakan pada manusia, yang dapat mengangkat harkat manusia jika manusia itu berhasil mengemas cinta yang tepat dijalan-Nya. Akan tetapi, kenyataannya tidak sedikit ada kemaksiatan, perzinahan yang muncul atas nama cinta.

Satu hal lagi yang perlu dicatat, bahwa dalam keseharian kita, tentu setiap detik kita rasakan kasih sayang dari orang-orang disekeliling kita, terutama dari kedua orang tua kita dan orang-orang yang kita kasihi. Kasih sayang itu juga kita rasakan datangnya dari Sang Maha Pencipta, dengan mengizinkan kita menggunakan fasilitas di muka bumi ini dengan serba gratis. Oksigen yang kita hirup, Cahaya yang kita gunakan melihat, air yang kita minum adalah sebagian kecil dari karunia yang diturunkan kepada kita sebagai aplikasi kasih sayang-Nya kepada kita umat manusia. Logikanya kasih sayang, terjadi bukan hanya pada tanggal 14 Pebruari, akan tetpi setiap detik dalam kehidupan ummat manusia. Olehnya itu, Syukurilah.